sumber gambar disini |
((Lanjutan dari "Hingga Suatu Pagi, Ia Berhenti Hidup: Bag 1")
Di
bulan Juni, aku patah hati.
Perempuan
yang pergi itu meninggalkan lubang besar yang tak tertanggulangi, hingga aku
berpikir bahwa selamanya aku tak akan jatuh cinta lagi. Lalu di akhir September
di tahun yang sama, aku bertemu Allina.
Saat
itu, ia adalah gadis yang paling berbahagia yang pernah kutemui. Senyumannya,
caranya tertawa, keindahan yang timbul saat matanya berbinar bahagia,
menerbitkan kehangatan yang kukira telah padam dalam hatiku. Tak ingin
kehilangan dirinya, aku memutuskan untuk melamar Allina pada ayah dan ibunya
satu bulan kemudian.