Kini,
tepat satu tahun.
Maaf karena begitu lama Bube baru mampu menulis panjang tentangmu. Bukan karena tak ingin kesedihan itu kembali menggigit, bukan, hanya saja kerinduan yang datang nanti akan sangat sulit untuk diusir pergi.
Maaf karena begitu lama Bube baru mampu menulis panjang tentangmu. Bukan karena tak ingin kesedihan itu kembali menggigit, bukan, hanya saja kerinduan yang datang nanti akan sangat sulit untuk diusir pergi.
Karena setiap menutup mata, tanpa cela masih
bisa terbayang senyum nakalmu, suara serakmu saat berkata "Eeeh, Bube.
Udah datang?". Masih membekas di pipi rasa hangat gembil pipimu, rasa
basah saat kau iseng memberi ciuman penuh iler. Dalam memori HP ini, masih
penuh berisi foto selfie denganmu, yang selalu senang melendot saat Bubemu ini
sudah bersiap memegang HP. Masih terbayang berat hangat badanmu di pangkuan,
saat kau melonjak setiap kali melihat truck lewat kala Abimu berkendara.
"Bube, truck!"
"Warnanya apa?"
"Ijok!"
"Bukaaan, itu warnanya hi...? Hitaaam!"