19 Apr 2011

Monster itu Berwajah 'Cinta'

22:42 0 Comments
Add caption


“Dia itu monster!”

Alis Nay, sahabatku, melengkung dalam bentuk simetris tajam dengan ujung sedikit menekuk. Dalam ketergesaannya membuatku paham, suara Nay bergetar penuh emosi. Sesekali nada suara itu naik hingga terdengar berdecit. Kejelasan kata-kata itu sendiri mengabur dalam opini sayu. Sesekali tangannya menghantam sesuatu untuk menyalurkan emosi.

Hanya saja yang kurasakan hanya ketidakperdulian.

Memangnya apa yang salah dengan mencintai Tom? Ia memiliki rambut dan struktur tulang yang paling sempurna yang aku pernah ketahui. Ia begitu misterius hingga mengundang hasrat untuk sekedar melirik ekspresi samar-samar yang ia hembuskan ke angin yang lewat. Ia tak pernah bicara. Namun tindakan dan sikapnya melebihi penegasan kata. Mungkin ia memang pria paling dingin dan tak ramah di dunia. Mungkin ia bukan tipe pria gentleman yang mengagungkan perempuan.

Mungkin ia adalah agen tempur paling sadis dan efektif dalam organisasi ini.

13 Apr 2011

Jika Lian Bukan Maryam

00:04 0 Comments


Katanya, ia suamiku.

Namanya ah… siapa tadi? Semacam Tegar atau Teguh atau itulah.

Benarkah? Mungkin benar. Ia menunjukkan banyak sekali foto dirinya dengan seseorang yang mirip aku. Tapi aku tak tahu siapa dia. Mereka bilang aku tak ingat. Mungkin akan ingat. Jadi kata mereka pelan-pelan saja. Jangan dipaksakan. Aku belum sembuh benar. Entahlah. Lagipula, apa pula itu ‘suami’?

Aku tidak suka berpikir. Atau mengingat.

Rasanya berat. Rasanya aneh.

8 Apr 2011

Kenapa Pria Jomblo Mati Lebih Cepat

06:16 2 Comments

Berawal dari kejadian ngenes di angkot saya pagi ini yang ditumpangi oleh sepasang suami istri yang umurnya mungkin sudah masuk 70 tahunan. Yang membuat saya merasa tertarik. Walaupun mereka sama-sama keriput, tingkat kegesitan dan kecerdasan si nenek tampak jauh lebih unggul dari si kakek. Bahkan sedihnya. Maaf maaf saja, si kakek terlihat seperti bocah besar keriput yang agak lola.

Di hari yang lain. Saya sering, bukannya hanya pernah, menyaksikan dua tua-tui (kalo kita kan muda-mudi) yang jalan bersama. hampir bisa dipastikan, si nenek masih berjalan penuh semangat sembari menarik paksa si kakek yang jalannya teratih-atih.

Oh gawd. Kebayanglah saya di hari tua nanti harus mengurusi sosok tampan keriput yang harus dijagai kemana-mana. Wkwkwk.

Hal ini menimbulkan pertanyaan di dalam otak saya “Tidak heran janda lebih banyak dari duda. Tapi kenapa perempuan memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi dari laki-laki?”

5 Apr 2011

Selingkuhan dan Perempuanku

23:03 0 Comments

“Bukan. Ini mantan eh, selingkuhan kamu.”

Aku membatu. Sebenarnya kejadian ini tergolong wajar jika pacarmu seperti Reissya. Hanya saja satu tahun hubungan kami masih belum mampu membiasakanku akan kepribadiannya yang unik. Seperti tadi. Bukan hanya ‘kenapa dia bisa kenalan dengan perempuan itu? darimana kenalnya?’ atau ‘ngapain dia chatting seru dengan perempuan itu?’, tapi ‘bagaimana bisa dia tertawa seru saat tengah chatting dengan perempuan yang pernah melukai hatinya?’.

“Kok bisa?” hati-hati kuluncurkan tanyaku.

“Dia orangnya open. Lagian dia butuh aku. Eh bukan, dia butuh kamu. Jelas dia masih belum rela mengembalikan kamu ke aku. Mungkin dia ngerasa aku seperti bagian dari kamu. Makanya dia nyaman. Lagian aku bersikap seperti domba manis yang tidak berbahaya.” Rei menjawab sekenanya—tertawa lucu.

Buset.
Daisypath Anniversary tickers